Telur kutu beras menjadi hal yang paling menakutkan bagi para pemilik beras dengan jumlah banyak yang disimpan di dalam gudang. Pasalnya, telur ini akan menetas menjadi kutu beras yang dapat merusak komoditas pangan yang ada di gudang.
Pernahkah terlintas di pikiran Anda, dari mana asal usul telur kutu beras yang menyebabkan bagaimana kutu beras terjadi? Padahal sejak awal dibeli, tidak ditemukan adanya kutu dan wadah penyimpanan tertutup rapat.
Pada artikel kali ini akan dibahas tentang asal usul telur kutu beras, fakta unik dari telur kutu beras hingga cara mencegah munculnya kutu beras yang bertelur. Hal ini tentu saja agar hama gudang Anda dapat terkendali khususnya dalam masalah hama kutu beras.
Asal Usul Telur Kutu Beras
Menurut hasil riset dari beberapa literasi, ada dua hal yang menyebabkan kemunculan telur kutu di makanan pokok orang Indonesia ini.
- Menempel pada Beras Sejak Sebelum Dikemas
Sebelum beras dikemas, biasanya beras berada pada wadah dengan ukuran yang besar yang terkontaminasi dengan lingkungan maupun udara luar. Hal ini memicu hadirnya kutu beras yang kemudian bertelur hingga menempel pada beras – beras yang belum dikemas tersebut. Saat kondisi ini, maka telur akan menetas menjadi larva dan akhirnya kutu beras pun bermunculan.
- Beras Ditimbun Terlalu Lama
Beras yang ditimbun di dalam wadah tertutup dengan kelembaban yang cenderung stabil akan membuat hadirnya kutu. Jika dibiarkan ditimbun terlalu lama, maka serbuk – serbuk beras yang halus (tepung) akan menghasilkan telur kumbang beras hingga dapat menetas menjadi kutu beras.
Fakta Unik Telur Kutu Beras
Adapun fakta unik dari telur kutu beras di antaranya adalah:
- Berasal dari India
Awal mula telur kutu padi masuk ke Indonesia melalui perdagangan biji-bijian dan hasil pangan dari India, yang pada akhirnya menyebar keseluruh dunia. Saat ini, nyaris di seluruh dunia sudah terserang kutu ini.
Apalagi hewan kutu beras memiliki kelebihan dalam bertahan hidup dan sangat mahir beradaptasi. Kutu bisa berpindah hidup keberas, gandum, jagung, sereal, dan komoditi pangan lainnya.
- Sekali Bertelur Bisa 4 Butir per Hari
Seekor kutu beras betina mampu menghasilkan telur rata-rata 4 butir per hari. Hanya butuh waktu sekitar 3 hari agar telur menetas dan bisa bertahan hidup 4 hingga 5 bulan. Namun, di musim panas, waktu hidup kutu beras lebih singkat, hanya 26 – 32 hari.
- Mengalami Metamorfosis Sempurna
Telur yang dikeluarkan oleh induk kutu tidak langsung menetas, melainkan harus menjalani 4 fase dalam siklus hidupnya. Kutu mengalami siklus hidup yang sempurna, mulai dari fase telur, larva, kepompong, hingga kutu dewasa.
Cara Mencegah Munculnya Kutu Beras
Untuk mencegah munculnya masalah telur kutu beras, Anda bisa menyimpan beras di tempat penyimpanan yang bersih dan kering. Kutu beras sendiri sangat menyukai lingkungan atau tempat dengan suhu 27 sampai 30 derajat Celcius. Mereka bisa mati di bawah suhu 13 derajat Celcius. Cara kedua adalah dengan menjemur beras di bawah terik matahari.
Cara lainnya dalam rangka membasmi telur kutu beras, Anda dapat menggunakan obat kutu beras Fumiphos untuk membasmi kutu pada komoditi (beras, jagung, dan biji-bijian lain). Yang mana Fumiphos ini tidak merusak mutu komoditi, aman untuk lingkungan, tidak merubah rasa, warna, dan aroma komoditi, serta menghasilkan residu yang sangat rendah.
Demikian asal usul dan fakta unik tentang telur kutu beras yang harus And aketahui. Karena dengan memperhatikan kedua hal ini, akan semakin menambah wawasan Anda dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan hama kutu beras. Dengan begitu, hasil komoditi pangan yang Anda simpan di dalam gudang akan aman, mutu dan zat gizi terjaga, serta penjualan semakin meningkat.