Penanganan Aflatoksin pada Kacang Kedelai

Aflatoksin pada kacang kedelai – kacang kedelai merupakan kelompok biji-bijian yang mudah terkontaminasi oleh aflatoksin dari Aspergillus flavus. Kontaminasi aflatoksin pada kacang kedelai pertama kali ditemukan pada tahun 1971 pada saat musim hujan di Maryland.

Penyebab terjadinya aflatoksin biasa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain yaitu kondisi yang lembab, perkembangan biji kedelai pada polong yang tertutup, dan kemungkinan terkandungnya inhibitor produksi aflatoksin pada kacang.

Pada Journal of Food Protection tahun 1991, ditemukan bahwa sintesis aflatoksin baik pada kedelai, kacang tanah ataupun jagung serta pakan ternak terbatas oleh ketersediaan karbon. Semakin banyak ketersediaan karbon, maka produksi aflatoksin tersebut juga semakin tinggi.

Pengertian dan Jenis Aflatoksin

Menurut wikipedia, Aflatoksin atau aflatoxin adalah salah satu jenis mikotoksin hasil metabolisme kapang. Adapun jenis kapang yang memproduksi aflatoksin antara lain A.bombycis, A. ochraceoroseus, A. pseudotamari, A.tamarii, Emericella astellata dan Emericella venezuelensis, yang langka ditemukan di alam dan pertanian dibandingkan dengan A.flavus dan A.parasitica.

Bahaya aflatoksin pada komoditi pangan

Aflatoksin memiliki sifat membahayakan bagi kesehatan jika terikut dikonsumsi baik oleh manusia maupun hewan. Aflatoksin juga dapat menyebabkan kerusakan pada liver dan juga kanker hingga 4,6%-28,2% pada area dengan paparan aflatoksin tertinggi.

Aflatoksin yang dikonsumsi dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan aflatoksikosis, defisiensi imunitas, dan gangguan malnutrisi seperti stunting. pada beberapa kasus keracunan akibat afaltoksin dapat menyebabkan kematian.

Pencegahan aflatoksin pada komoditi

Aflatoksin dapat dicegah dengan melakukan tahap pencegahan. Berikut ini adalah pencegahan aflatoksin pada komoditi kacang maupun pakan ternak yang dapat dilakukan.

  • Pencegahan primer

Tahap pencegah ini harus dilakukan sebelum terjadi infestasi dari jamur dan juga kontaminasi aflatoksin. Tahap pencegahan ini sangat penting dan efektif dalam menekan pertumbuhan jamur dan produksi mikotoksin. Berikut ini adalah tahap pencegahan primer yang dapat dilakukan:

  1. Mengembangkan varietas tanaman yang resisten terhadap jamur
  2. Mengontrol infeksi jamur pada lahan tanaman
  3. Membuat jadwal yang tepat untuk pre-harvest, harvest, dan post-harvest
  4. Menurunkan kadar air pada benih tanaman setelah pemanenan dan selama penyimpanan
  5. Menyimpan komoditas pada temperatur yang serendah mungkin
  6. Menggunakan fungisida dan pengawet untuk melawan pertumbuhan jamur
  7. Mengontrol infestasi serangga di dalam gudang penyimpanan dengan menggunakan insektisida

obat kutu kebul

  • Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder aflatoksin dapat dilakukan ketika terdapat kontaminasi aflatoksin pada tahap awal. Pencegahan sekunder dilakukan untuk menghentikan kontaminasi lebih lanjut dengan cara sebagai berikut:

  1. Merehidrasi kacang kedelai yang terkontaminasi oleh aflatoksin
  2. Memisahkan dan menyingkirkan benih yang terkontaminasi oleh aflatoksin
  3. Melindungi kacang kedelai yang disimpan dari kondisi yang mendukung pertumbuhan fungi.
  • Pencegahan tersier

Pencegahan tersier dilakukan ketika kontaminasi telah mencapai tahap yang kritis atau tinggi sekali. Pencegahan tersier dilakukan ketika pencegahan primer dan sekunder telah dilakukan namun tidak terjadi perubahan yang signifikan.

Pencegahan tersier ini dilakukan dengan cara mengeliminasi dengan menggunakan proses absorbsi dan alkalisasi. Namun, proses ini dapa dilakukan jika kondisi kacang kedelai memenuhi 2 kondisi yaitu:

  1. Terjadi kerusakan total pada kacang kedelai
  2. Detoksifikasi atau destruksi mikotoksin sampai ke level terendah

Aflatoksin dapat dihancurkan dengan menggunakan suasana basa atau alakalin dengan menggunakan amoniak, natrium hidroksida, dan natrium bikarbonat.

Kondisi tertentu seperti kadar air, panas, ultraviolet atau iradiasi sinar gamma, cahaya matahari, dan perlakuan lama waktu terhadap perbedaan tekanan secara berkesinambungan juga dapat dikombinasikan dengan berbagai bahan kimia untuk mendetoksifikasi aflatoksin.

Metode inaktifasi dengan cara pencampuran, pengemasan, fumigasi, dan imersi dalam bahan kimia juga dapat digunakan untuk menginaktifasi aflatoksin pada kacang kedelai.

Tinggalkan Balasan